Senin, 01 April 2013

Mencintai Lingkungan

Dulu, Indonesia dikenal sebagai sebuah negeri yang subur. Negeri kepulauan yang membentang di sepanjang garis katulistiwa yang ditamsilkan ibarat untaian zamrud berkilauan sehingga membuat para penghuninya merasa tenang, nyaman, damai, dan makmur. Tanaman apa saja bisa tumbuh di sana. Bahkan, tongkat dan kayu pun, menurut versi Koes Plus, bisa tumbuh jadi tanaman yang subur.
     Namun, seiring dengan berkembangnya peradaban umat manusia, Indonesia tidak lagi nyaman untuk dihuni. Tanahnya jadi gersang dan tandus. Jangankan tongkat dan kayu, bibit unggul pun gagal tumbuh di Indonesia. Yang lebih menyedihkan, dari tahun ke tahun, Indonesia hanya menuai bencana. Banjir bandang, tanah longsor, tsunami, atau kekeringan seolah-olah sudah menjadi fenomena tahunan yang terus dan terus terjadi. Sementara itu, pembalakan hutan, perburuan satwa liar, pembakaran hutan, penebangan liar, bahkan juga illegal loging (nyaris) tak pernah luput dari agenda para perusak lingkungan. Ironisnya, para elite negeri ini seolah-olah menutup mata bahwa ulah manusia yang bertindak sewenang-wenang dalam memperlakukan lingkungan hidup bisa menjadi ancaman yang terus mengintai setiap saat.
 
Mengapa bencana demi bencana terus terjadi? Bukankah negeri ini sudah memiliki perangkat hukum yang jelas mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup? Bukankah Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional telah membangun kesepakatan bersama tentang pendidikan lingkungan hidup? Namun, mengapa korban-korban masih terus berjatuhan akibat rusaknya lingkungan yang sudah berada pada titik nadir? Siapa yang mesti bertanggung jawab ketika bumi ini tidak lagi bersikap ramah terhadap penghuninya? Siapa yang harus disalahkan ketika bencana dan musibah datang beruntun menelan korban orang-orang tak berdosa?
      Saat ini agaknya (nyaris) tidak ada lagi tanah di Indonesia yang nyaman bagi tanaman untuk tumbuh dengan subur dan lebat. Mulai pelosok-pelosok dusun hingga perkotaan hanya menyisakan celah-celah tanah kerontang yang gersang, tandus, dan garang. Di pelosok-pelosok dusun, berhektar-hektar hutan telah gundul, terbakar, dan terbabat habis sehingga tak ada tempat lagi untuk resapan air. Satwa liar pun telah kehilangan habitatnya. Sementara itu, di perkotaan telah tumbuh cerobong-cerobong asap yang ditanam kaum kapitalis untuk mengeruk keuntungan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Polusi tanah, air, dan udara benar-benar telah mengepung masyarakat perkotaan sehingga tak ada tempat lagi untuk bisa bernapas dengan bebas dan leluasa. Limbah rumah tangga dan industri makin memperparah kondisi tanah dan air di daerah perkotaan sehingga menjadi sarang yang nyaman bagi berbagai jenis penyakit yang bisa mengancam keselamatan manusia di sekitarnya.
     Sebenarnya kita bisa banyak belajar dari kearifan lokal nenek moyang kita tentang bagaimana cara memperlakukan lingkungan dengan baik dan bersahabat. Meski secara teoretis mereka buta pengetahuan, tetapi di tingkat praksis mereka mampu membaca tanda-tanda dan gejala alam melalui kepekaan intuitifnya. Masyarakat Papua, misalnya, memiliki budaya dan adat istiadat lokal yang lebih mengedepankan keharmonisan dengan alam. Mereka pantang melakukan perusakan terhadap alam karena dinilai bisa menjadi ancaman besar bagi budaya mereka. Alam bukan hanya sumber kehidupan, melainkan juga sahabat dan guru yang telah mengajarkan banyak hal bagi mereka. Dari alam mereka menemukan falsafah hidup, membangun religiositas dan pola hidup seperti yang mereka anut hingga kini. Memanfaatkan alam tanpa mempertimbangkan eksistensi budaya setempat tidak beda dengan penjajahan. Namun, sejak kedatangan PT Freeport Indonesia, keharmonisan hubungan masyarakat Papua dengan alam jadi berubah. Saya kira masih banyak contoh kearifan lokal di daerah lain yang sarat dengan pesan-pesan moral bagaimana memperlakukan lingkungan dengan baik.
     Namun, berbagai peristiwa tragis akibat parahnya kerusakan lingkungan sudah telanjur terjadi. “Membangun tanpa merusak lingkungan” yang dulu pernah gencar digembar-gemborkan pun hanya slogan belaka. Realisasinya, atas nama pembangunan, penggusuran lahan dan pembabatan hutan terus berlangsung. Sementara itu, hukum pun makin tak berdaya menghadapi para “bromocorah” lingkungan hidup yang nyata-nyata telah menyengsarakan jutaan umat manusia. Para investor yang nyata-nyata telah membutakan mata dan tidak menghargai kearifan lokal masyarakat setempat justru dianggap sebagai “pahlawan” lantaran telah mampu mendongkrak devisa negara dalam upaya mengejar pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa.
     Meskipun demikian, hanya mencari “kambing hitam” siapa yang bersalah dan siapa yang mesti bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan hidup bukanlah cara yang arif dan bijak. Lingkungan hidup merupakan persoalan kolektif yang membutuhkan partisipasi semua komponen bangsa untuk mengurus dan mengelolanya. Pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), semua warga masyarakat, dan komponen bangsa yang lain harus memiliki “kemauan politik” untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan hidup dari ulah tangan jahil para preman dan penjahat lingkungan. Hal itu harus dibarengi dengan tindakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan lingkungan hidup yang nyata-nyata telah terbukti menyengsarakan banyak umat manusia. Pedang hukum harus benar-benar mampu memancung dan memenggal kepala para penjahat lingkungan hidup untuk memberikan efek jera dan sekaligus memberikan pelajaran bagi yang lain.
     Yang tidak kalah penting, harus ada upaya serius untuk membudayakan cinta lingkungan hidup melalui dunia pendidikan. Institusi pendidikan, menurut hemat saya, harus menjadi benteng yang tangguh untuk menginternalisasi dan menanamkan nilai-nilai budaya cinta lingkungan hidup kepada anak-anak bangsa yang kini tengah gencar menuntut ilmu. Nilai-nilai kearifan lokal masyarakat setempat perlu terus digali dan dikembangkan secara kontekstual untuk selanjutnya disemaikan ke dalam dunia pendidikan melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pola dan gaya penyajiannya pun tidak bercorak teoretis dan dogmatis seperti orang berkhotbah, tetapi harus lebih interaktif dan dialogis dengan mengajak siswa didik untuk berdiskusi dan bercurah pikir melalui topik-topik lingkungan hidup yang menarik dan menantang.
 
Lingkungan hidup yang disemaikan melalui dunia pendidikan tidak harus menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi disajikan lintas mata pelajaran melalui pokok-pokok bahasan yang relevan. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak cukup hanya menjadi tanggung jawab guru Geografi atau IPA saja, misalnya, tetapi harus menjadi tanggung jawab semua guru mata pelajaran.
       Mengapa budaya cinta lingkungan hidup ini penting dikembangkan melalui dunia pendidikan? Ya, karena jutaan anak bangsa kini tengah gencar menuntut ilmu di bangku pendidikan. Merekalah yang kelak akan menjadi penentu kebijakan mengenai penanganan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Menanamkan nilai-nilai budaya cinta lingkungan hidup kepada anak-anak bangsa melalui bangku pendidikan sama saja menyelamatkan lingkungan hidup dari kerusakan yang makin parah. Dan itu harus dimulai sekarang juga. Depdiknas yang memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan harus secepatnya “menjemput bola” agar dunia pendidikan kita mampu melahirkan generasi masa depan yang sadar lingkungan dan memiliki kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat dan bangsanya. Nah, bagaimana? 

Sabtu, 09 Februari 2013

Pesawat televisi



Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.
Selain gambar, juga membawa suara ?
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.
Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.


Bagian - bagian Televisi

1. Antena
Antena televisi berfungsi untuk menangkap sinyal-sinyal RF yang dipancarkan oleh stasiun pemancar televisi yang kemudian diteruskan kepada rangkaian penala televisi . 
Berdasarkan konstruksinya,  antena dapat diklasifikasikan  dalam 3 macam yaitu :
·                     Antena Yagi
·                     Antena Perioda Logaritmis
·                     Antena Lup
Klasifikasi lain berdasarkan jalur frekuensi gelombang yang diterima,yaitu :
·                     Kanal VHF rendah
·                     Kanal antenna VHF tinggi
·                     Kanal UHF
2. Rangkaian Penala (Tuner)
Pada prinsipnya fungsi tuner adalah memilih salah satu gelombang pancaran dari beberapa pesawat pemancar. Rangkaian ini terdiri atas tiga tingkatan rangkaian yang biasanya terdapat dalam satu chip ,yaitu penguat RF, pencampur (Mixer) dan osilator lokal. Keluaran dari rangkaian tuner ini sinyal frekuensi IF (Intermediate Frequency)

3. Rangkaian Penguat IF VIDEO
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal frekuensi menengah yang dihasilkan oleh mixerhingga 1000 kali. Penguatan dari rangkaian ini dikendalikan oleh AGC agar penguatan yang dihasilkan selalu konstan . Pada saat penguatan sinyal IF , frekuensi-frekuensi lain yang sekiranya tidak diperlukan akan dibuang, sedangkan gelombang suara yang mungkin mengganggu gambar karena adanya interferensi diredam secukupnya.

4. Rangkaian Detektor Video
Berfungsi sebagai pendeteksi dan memisahkan sinyal pembawa gambar dari sinyal gambarnya dan mencampur sinyal pembawa gambar dengan sinyal pembawa suara, sehingga menghasilkan sinyal setinggi 5,5 MHz. Sinyal video komposit yang diperoleh dari IF video out kemudian dideteksi oleh detektor video. Selain itu, juga berfungsi untuk meredam sinyal suara yang akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar.

5. Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yangberasal dari detektor video sehingga dapat menjalankan tabung gambar atau CRT (Catode Ray Tube).

6. Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi mengatur penguatan pesawat secara otomatis , sehingga dihasilkan output yang setabil , jik sinyal yang diterima oleh antenna cukup kuat , maka AGC akan menurunkan tingkat penguatan RF Amp dan IF Amp , begitu pula sebaliknya . Pengaturan AGC yang kurang tepat dapat menghasilkan kualitas gambar yang kurang baik (fading), yaitu perubahan kuat sinyal yang ditangkap oleh penerima.

7. Rangkaian AFT (Automatic Fine Tuning)
Pada televisi  apabila kerja frekuensi oscillator penerima bergeser sedikit saja, maka dapat menyebabkan sinyal warna hilang . AFC dipakai untuk menjaga agar frekuensi oscillator di bagian tuner stabil pada saat menerima siaran . AFC bekerja dengan cara membandingkan frekuensi IF yang diterima dengan frekuensi oscillator coil AFC yang di tune pada frekuensi fixed IF . Jika kedua frekuensi itu tidak sama maka AFT akan mengeluarkan tegangan koreksi ke oscillator pada bagiantuner, sehingga kedua frekuensi itu menjadi sama.
8. Rangkaian Sinkronisasi Separator
Rangkaian ini berfungsi untuk memisahkan sinyal sinkronisasi dari sinyal video komposit . Tanpa rangkaian ini tidak akan diperoleh gambar di layar CRT yang sama dengan gambar yang dikirim oleh pemancar televisi. Rangkaian pemisah sinkronisasi berupa penguat biasa yang mengambil bagian puncak dari sinyal inputnya, yang hasilnya berupa sinyal-sinyal kotak . Hasil ini akan diumpankan ke rangkaian integrator yang akan diubah menjadi sinyal gigi gergaji untuk kebutuhan bagian defleksi horizontal, dan ke rangkaian differensiator yang menghasilkan sinyal yang dibutuhkan oleh rangkaian defleksi vertkan. Frekuensi untuk masing-masing sinyal adalah 50Hz untuk vertical dan 15,625 Hz untuk horizontal
9. Rangkaian Defleksi Vertikal
Rangkaian ini berfungsi untuk membangkitkan gelombang gigi gergaji yang telah disinkronkan dengan sinyal sinkronisasi vertikal yang kemudian diperkuat untuk mencapai derajat (level) yang dapat menggerakkan kumparan defleksi vertical (yoke deflection )
10. Rangkaian Defleksi Horisontal
Rangkaian ini berfungsi untuk membangkitkan gelombang gigi gergaji dengan frekuensi  (PAL: 15.625Hz, NTSC: 15.734Hz ), diperkuat dan diberikan kepada kumparan yoke defleksi pada tabung CRT. Dalam rangkaian defleksi horisontal ada beberapa bagian yaitu osilator horizontal, horisontaldrive, horisontal output dan horisontal AFC.
11. Sinkronisasi Warna
Didalam rangkaian sincronisasi warna, sinyal burst sinkronisasi warna didapat dari sinyal video komposit keluaran dari penguat bandpass. Sinyal burst ini dipergunakan sebagai patokan/standar sehingga dihasilkan krominan 4,43 MHz yang diperlukan untuk rangkaian switch pengubah polaritas dan modulator sinyal warna. Penguat burst hanya bekerja pada saat atau interval pengulasan horisontal melayang kembali (flyback) yang dipergunakan oleh horizontal driver.
12. Automatic Color Control (ACC)
Rangkaian ACC digunakan untuk mengontrol sinyal warna agar tetap konstan dengan cara mendeteksi amplitudo burs warna dengan detektor, dan penguatan penguat bandpass dikontrol oleh tegangan searah yang berasal dari detektor ACC tersebut.
13. Color Killer (Pemati Warna)
Penguat  bandpass akan bekerja jika menerima gelombang televisi berwarna dan akan berhenti bekerja bila menerima gelombang televisi hitam putih. Pengaturan ini dilakukan oleh rangkaian pemati warna. Rangkaian ini berguna untuk menindas penguat warna, bila sedang tak ada sinyal krominan masuk. Ini terjadi pada waktu penerimaan sinyal hitam-putih.
14. Demodulasi warna
Dengan menggunakan demodulasi warna, sinyal-sinyal perbedaan warna didemodulasikan dari sinyal U dan V, karena pada pemancar sinyal-sinyal itu didemodulasikan dengan sistem pembawa dihilangkan (suppressed) dan hanya sub pembawa jalur samping (side band sub carrier) sehingga diperlukan krominan 4,43 MHz dengan fasa dan frekuensi yang tepat sama seperti pada pemancar agar dapat memodulasikannya menjadi sinyal perbedaan warna yang aslinya kembali.
15. Penguat Krominan
Penguat ini menguatkan frekuensi 4,43 MHz untuk sinyal krominan yang termodulasi dalam sinyal V (sinyal R-Y) dan sinyal U (sinyal B-Y). Lebar jalur penguat 2 MHz.
 16. Rangkaian Switching Fasa 180  (Pembelah Warna)
Dari penguat krominan, sinyal diumpankan ke colour splitter (pembelah warna). Pembelah warna ini memisahkan sinyal yang termodulasi dengan sinyal V dari sinyal  yang termodulasi dengan sinyal U. Pembelah warna terdiri atas saklar PAL dan beberapa resistor. Pada akhir setiap garis, selama ditariknya garis PAL maka sinyal V diputar 180  . Sinyal U tidak mengalami putaran fasa.
17. Rangkaian Output Sinyal Warna (matrix)
Di dalam rangkaian output sinyal warna, tiga buah sinyal perbedaan warna dari demodulator dan sinyal luminan dari penguat video dicampur sehingga menghasilkan warna primer merah, hijau, dan biru. Ketiga warna tersebut dikuatkan sekitar 90 sampai 150 Vp-p  sehingga cukup untuk menggerakkan tabung gambar berwarna.
18. Detektor 5,5 MHz
Didalam televisi apabila pembawa suara dicampurkan dengan sinyal video maka akan timbul interferensi pelayangan (beat) sebesar 1070 KHz pada gambar yang diterima, Untuk mencegahnya, pembawa suara dihilangkan sebelum detektor video. Pembawa suara diambil oleh rangkaian detektor 5,5 MHz dari tingkat sebelum detektor video.
19. Penguat IF Suara
Fungsi dari rangkaian ini adalah memperkuat sinyal IF yang telah dideteksi oleh detector 5,5 MHz agar mendapat level yang cukup untuk detektor FM. Penguat IF suara ini juga bertindak sebagai pembatas (limiter) untuk membuang amplitude yang tidak teratur sehingga sinyal output menjadi teratur.
20. Detektor FM
Fungsi utama  rangkaian ini adalah untuk mengubah frekuensi menjadi tegangan.
21. Penguat Suara
Fungsi utama rangkaian ini adalah untuk memperkuat sinyal suara yang dihasilkan oleh rangkaian detector FM yang masih sangat kecil, agar daya dari sinyal suara tersebut mampu menggetarkan membran loudspeaker dan speaker akan mengubah sinyal suara menjadi suara yang dapat kita dengar.
22. High Voltage Regulator
Fungsi dari rangkaian ini adalah membangkitkan tegangan tinggi kurang lebih 15.000 volt yang dipergunakan untuk men-supply kutub anoda pada tabung gambar ( CRT )
23. Rangkaian Power Supply
Berfungsi untuk mengubah arus AC dari sumber tegangan 220V menjadi arus DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian dengan besar tegangan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan dari rangkaian.

Kamis, 07 Februari 2013

teknik dasar mencari kerusakan DVD

Prosedur sederhana reparasi(service) DVD

1.Mati total

solusi:

A. perhatikan gejala mati total tersebut apakah karena disebabkan tegangan dari listrik PLN memang tidak masuk sama sekali?
* biasanya mati total ini ditandai dengan tidak adanya sama sekali indikator yang menyala
bila anda mempunyai multimeter dapat dengan mudah mengukur tegangan listrik dari kabel power ke rangkaian regulator(power supply)
* bila memang tegangan power dari PLN masuk ke dalam unit power supply ,bisa di ukur tegangan output dari power supply tersebut :DVD model terbaru hanya menggunakan 2 buah tegangan yaitu +5V dan +12V ,umumnya model lama agak sedikit rumit Karena menggunakan +12V,-12V,+5V,+3,3V.
* bila ternyata tegangan tersebut semua ada bisalah dipastikan Decoder Board nya yang rusak,atau istilah keren dikalangan montir adalah MPEG ,tetapi jangan anda langsung mengganti MPEG tersebut karena biasanya bukan rusak dari rangkaian "Hardware" ,tetapi ada kemungkinan rusak karena "Firmware" corrupt,atau hilang ,jadi jangan terburu buru ganti MPEG ,apalagi DVD model baru yang menggunakan SPI Flash ,itu lebih sering rusak" firmwarenya"solusinya tinggal isi lagi "firmwarenya" dari PC ke DVD player tersebut .

B.Tidak ada suara

*gejala tidak ada suara biasanya di karekan rangkaian Mute bekerja atau bisa juga karena Ic Pre amp (4558) rusak.
bila rusak karena rangkaian mute bekerja ,saya sering mencabut 2 buah transistor pada bagian Mute tersebut,kerusakan ini sering tsaya dapati pada DVD Vitron.


C.problem no disk pada DVD

*penyebab utama adalah optik,tetapi perhatikan dulu gejalanya ,karena juga terkadang dari motor spindel(motor tempat piringan DVD muter gitu maksudnya).
*bisa terjadi juga dikarenakan kabel flexsible rusak.

kerusakan optik biasa pada umumnya terjadi karena laser dioda sudah tidak menghasilkan output power yang sesuai ,umumnya output laserdiode DVD player adalah 7mW untuk DVD,untuk VCD danCD berkisar antara 5mW
dan juga kerusakan bisa terjadi karena sudut penembakan laser diode yang tidak presisi ,karena begitu kecil ukurannya bagi mata awam untuk membuat ukuran tersebut normal kembali yaitu mikrometer,jadi sebenarnya optik yang rusak bisa diperbaiki dengan menggunakan alat yang lengkap ,tetapi karena harga alat tersebut amat mahal ,lebih baik beli yang sudah jadi

menurut datasheet optik sf hd 60-62,65 menggunakan jenis laser dode buatan toshiba yaitu TOLD2000MDA(TOLD 2000FDA) sedangkan KHM 310;313 menggunakan laser diode SONY





Rabu, 06 Februari 2013

mengetahui kerusakan pada sebuah FBT/flyback transformer

Berikut beberapa cara
untuk mengetahui
kerusakan pada sebuah
FBT/flyback transformer:

1.Bisa di lihat dari fisiknya biasanya ditandai dengan menggembungnya di beberapa permukaan bodinya,retak,ataupun jebol dengan di barengi bau benda terbakar yang sangat menusuk hidung.
2.Dengan mengukur resistansi antar kaki- kakinya,lepas dahulu FBT dari mainboard.Gunakan multitester digital/ jarum,selektor switch pada posisi OHM kisaran 2000K,probe hitam tempelkan pada GND FBT,probe merah tempelkan pada COLECTOR/H.OUT,B +,180V,dan ABL FBT secara bergantian,bila display tester tetap menunjukkan angka 1 atau jarum tidak bergerak sama sekali berarti FBT dalam keadaan baik,sebaliknya bila display tester menunjukan angka 000 atau jarum bergerak menyimpang walaupun sedikit berarti FBT dalam keadaan Short/rusak.
3.Bisa di tes dari reaksinya dalam rangkaian,hidupkan tv beberapa saat kemudian pegang heatsink TR Horizontal,bila sangat panas sekali abnormal,bisa dipastikan FBT telah rusak,walau kadang-kadang penyebabnya bukan dari FBT itu sendiri.
4.Test juga dioda HV yang ada di dalam FBT dengan cara mengukur dari kabel HV (kop FBT)
dengan pin ABL,pakai skala 10K.



Mengoprasikan CD Player

1. Pertama-tama persiapkan alat & bahan terlebih dahulu, seperti CD, dan cassete.
2. Setelah siap tancapkan kabel steker CD pada sumber PLN (220V) wilayah indonesia.
3. Sambungkan kabel RCA yang terdiri dari warna Merah, Putih, Kuning dari CD ke televisi
4. Kemudian tekan tombol ON/OFF pada CD untuk menghidupkan CD.
5. Setelah terbuka atau aktif tekan tombol OPEN/CLOSE untuk membuka tutup disk CD.
6. Setelah terbuka masukan CD ke dalam tempat yang sudah tersedia, pastikan posisi tidak terbalik.
7. Setelah selesai dipakai tutuplah kembali tutup disk CD dengan menekan tombol OPEN/CLOSE.
8. Dan tekan tombol PLAY untuk memutar Film atau musik pada CD tersebut.
8. Jika anda ingin menjeda atau berhenti sejenak tekan tombol PAUSE.
9. Jika anda ingin kembali kesebelumnya tekan tombol FOWARD, dan jika anda ingin lebih cepat memutaf film atau lagu tersebut tekan tombol REWARD.
9. Jika anda ingin berhenti atau mengakhiri pemutaran film atau lagu tersebut tekan tombol STOP.
10. Kemudian tekan tombol OPEN/CLOSE untuk mengeluarkan CD atau mengambil CD tersebut dari playernya.
11. Kemudian tutuplah kembali.


Menjelaskan Media Rekam CD



1.Pengertian media rekam CD
CD-ROM (compact disc read-only memory) adalah sebuah piringan kompak dari jenis piringan optik yang dapat menyimpan data. Ukuran data yang bisa disimpan saat ini bias mencapai 700MB atau 700 juta bit. CD-ROM bersifat read only  (hanya dapat dibaca, dan tidak dapat ditulisi).
2.Prinsip kerja media rekam CD
Suara yang ditangkap oleh alat pemroses suara memiliki tipe data digital yang mana datanya dinyatakan dalam bilangan biner, yaitu 0 dan 1. Serangkaian 0 dan 1 ini merepresentasikan suatu nilai sendiri yang mana dengan decoder tertentu akan menghasilkan nilai yang diinginkan (data yang diperoleh tidak rusak/sesuai). Pada kepingan CD, data 0 diperoleh dari lubang yang dibuat oleh CD writer, sedangkan data 1 tidak memiliki lubang. Jadi, deretan data seperti 1011, dalam bentuk fisik akan menjadi: rata lubang rata-rata. Lubang ini dimensinya sangat kecil sekali. Sekarang, lobang atau ratanya diganti dengan transparan atau buramnya salah satu lapisan pada CD yang namanya Photosensitive Dye. Lapisan ini yang menentukan poladeretan data 1 dan 0.
Perbedaan Media Rekam VCD dan DVD
VCD (Video Compact Disc) atau MPEG1 atau DAT menggunakan media rekam CD (Compact Disc) biasa sebagai alat atau media untuk memutar kembali/playback.
DVD Video (Digital Versatile Disc Video) atau MPEG2 atau VOB menggunakan media rekam DVD sebagai alat untuk memutar kembali/playback.
Dari pernyataan diatas, disini berarti akan dibahas perbedaan media rekam untuk VCD dan DVD-Video yaitu media rekam CD dan DVD.




Perbedaan Media Rekam VCD dan DVD
1. Dilhat dari hal ukuran Track dan Pitch
DVD memiliki ukuran pit lebih kecil dari CD. Pit adalah lubang (galian) kecil atau tekanan yang sedikit diatas permukaan disc yang mengijinkan pickup laser untuk membedakan antara kondisi digital berlogik 0 dan 1. DVD sisi tunggal, lapisan tunggal dapat menyimpan sekitar tujuh kali lebih banyak dari pada CD. Sebagian besar tambahan ini berasal dari pit dan track pada DVD lebih kecil.
2. Dilihat dari Track space / spasi tiap track
Jalur track pada DVD 2,16 kali lebih kecil dan panjang pit minimum, untuk DVD lapisan tunggal adalah 2,08 kali lebih kecil daripada CD. Fitur spasi track antar pit spiral pada DVD lebih tipis. Dalam susunan demikian DVD player membaca format DVD dengan ukuran pit  lebih kecil dan spasi track lebih tipis, jenis laser yang digunakan berbeda karena menghendaki cahaya dengan berkas yang lebih  sempit. Ini merupakan satu dari sebagian besar alas an mengapa CD player tidak dapat membaca DVD, sementara DVD player mampu membaca CD audio.
3. Dilihat dari kapasitas lapisan pada single side – single layered
Sebagaimana telah diketahui DVD-5, merupakan konstruksi yang paling sederhana format ini mampu menyimpan 4,7 GB data digital. Angka 5 dalam DVD-5 signifikan dengan mendekati kapasitas data 5 GB, sedangkan kapasitas CD hanya 650 MB. Informasi digital ini mendekati dua jam video digital dan audio video, atau 74 menit untuk musik DVD audio resolusi tinggi.
4. Dilihat dari Panjang Gelombang Sinar Laser (Æ›)
Keduanya sama-sama pakai sinar laser merah untuk pembaca datanya. Bedanya ada di panjang gelombang. Sinar laser merah pada CD panjang gelombangnya adalah 780 nm, sedangkan DVD menggunakan sinar laser merah ber-panjang gelombang 650 nm.



5. Dilihat dari NA/Diafragma atau pengatur lensa Fokus
Besarnya NA atau Diafragma untuk CD Nilainya 0,45 dan untuk DVD nilainya 0,6. Semakin besar nilainya, semakin kecil titik fokus yang bias dibuat oleh lensa. Besarnya diafragma mempengaruhi jarak lapisan data dengan mata laser.
Ketebalan keping adalah 1,2 mm, anggap saja lapisan yang mengkila padalah lapisan atas dan lapisan yang berlabel adalah lapisan bawah. Pada CD Lapisan data terletak di lapisan bawah sendiri dan bersentuhan langsung dengan lapisan label. Sedangkan lapisan data DVD terletak di tengah-tengah keping, atau 0,6 mm dari lapisan atas. Coba ambil keping cd yang sudah takter pakai, coba gores labelnya dengan uang logam ato benda lain yang mirip. Ketika digores labelnya, lapisan datanya juga ikut terkelupas. Bila digores semuanya maka akan menghasilkan keping CD yang bening. Berbeda dengan DVD, bila digores labelnya, lapisan datanya akan tetap hidup tenang ditengah keping.
Sebelum munculnya DVD dan Blu-ray , CD Video (disingkat VCD, dan juga dikenal sebagai Lihat CD, Compact Disc digital video) menjadi format pertama untuk mendistribusikan film pada standar cakramoptik 120 mm. The format is a standard digital format for storing video on a Compact Disc. Format nya adalah standar digital format untuk menyimpan video yang pada Compact Disc VCDs are playable in dedicated VCD players, most DVD-Video players, personal computers, and some video game consoles. VCD dimainkan di VCD player khusus, kebanyakan DVD-Video player, computer pribadi ,dan beberapa konsol video game.
Spesifikasi
Video spesifikasi :
Codec: MPEG-1
Resolusi:
NTSC : 352x240
PAL / SECAM : 352x288
Aspek Rasio :
NTSC : 4:3
PAL / SECAM : 4:3
Framerate:
NTSC : 29,97 atau 23.976 frame per detik
PAL / SECAM : 25 frame per detik
Bitrate: 1.150 kilobit per detik
Tingkat Pengendalian: kecepatan bit konstan
Meskipun banyak DVD pemutar video mendukung pemutaran, VCD video tidak kompatibel dengan DVD-Video standar.
Audio spesifikasi
Codec: MPEG-1 Audio Layer II
Frekuensi: 44.100 hertz (44.1 kHz)
Output: Dual channel atau stereo
Bitrate: 224 kilobits per second Bitrate: 224 kilobits per detik
Rate Control: Constant bitrate Tingkat Pengendalian: bitrate Konstan
Seperti kebanyakan format berbasis CD, VCD audio kompatibel dengan DVD-Video standar karena perbedaan dalam frekuensi; DVD membutuhkan 48 kHz, sedangkan VCD menggunakan 44,1 kHz
DVD adalah disk optic penyimpanan format media, diciptakan dan dikembangkan oleh Philips , Sony , Toshiba , dan Panasonic pada tahun 1995. DVD menawarkan kapasitas penyimpanan yang lebih tinggi dari Compact Disc sementara memiliki dimensi yang sama.
Pra-rekaman DVD diproduksi secara missal menggunakan mesin cetak yang secara fisik cap data ke DVD. Cakram tersebut dikenal sebagai DVD- ROM ,karena data hanya dapat dibaca dan tidak ditulis atau terhapus. DVD recordable kosong ( DVD-R dan DVD + R ) dapat direkam sekaligus menggunakan teknologi perekaman disk optic dan didukung oleh drive disk optic dan perekam DVD dan kemudian berfungsi sebagai DVD-ROM. DVD rewritable ( DVD-RW , DVD + RW , dan DVD-RAM ) dapat direkam dan dihapus beberapa kali.
DVD yang digunakan dalam DVD-Video format video digital konsumen dan DVD-Audio Format audio digital konsumen, serta untuk authoring cakram AVCHD. DVD yang berisi jenis informasi lainnya dapat disebut sebagai cakram data DVD.

Spesifikasi
DVD-Video adalah standar untuk menyimpan dan mendistribusikan video / konten audio pada media DVD. Format mulai dijual di Jepang pada tanggal 1 November 1996, di Amerika Serikat pada tanggal 1 Maret 1997, di Eropa pada tanggal 1 Oktober 1998 dan di Australia pada tanggal 1 Februari 1999. DVD-Video menjadi bentuk dominan rumah distribusi video di Jepang ketika pertama kali mulai dijual pada tahun 1996, tetapi tidak menjadi bentuk dominan distribusi rumah video di Amerika Serikat sampai 15 Juni, 2003 ketika DVD Video-mingguan di Amerika Serikat sewa mulai out numbering kaset VHS mingguan sewa, mencerminkan tingkat adopsi yang cepat dari teknologi di pasar AS. Saat ini, DVD-Video adalah bentuk dominan di seluruh dunia distribusi rumah video, meskipun di Jepang itu dikalahkan oleh Blu-ray Disc Blu-saat ray pertama mulai dijual di Jepang pada tanggal 31 Maret 2006.
DVD-Audio adalah format untuk memberikan konten audio kesetiaan yang tinggi pada DVD. Dibandingkan dengan format CD, jauh lebih tinggi kapasitas DVD format memungkinkan masuknya music jauh lebih (terhadap waktu berjalan total dan kuantitas lagu) dan / atau kualitas audio jauh lebih tinggi (tercermin dari tinggi tingkat sampling dan resolusi sampel yang lebih besar, dan / atau saluran tambahan untuk suara spasial reproduksi). Meskipun spesifikasi unggul DVD-Audio yang teknis, ada perdebatan apakah perangkat tambahan audio yang dihasilkan dibedakan dalam lingkungan mendengarkan khas. DVD-Audio saat ini membentuk ceruk pasar, mungkin karena jenis sangat perang format dengan standar saingan SACD yang DVD-Video dihindari.

Postingan Lama